Selasa, 02 Mei 2017

OPTIMALISASI KEBIASAAN SWAMEDIKASI MASYARAKAT

OPTIMALISASI KEBIASAAN SWAMEDIKASI MASYARAKAT

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kondisi tubuh yang sehat ternyata masih rendah (Depkes RI, 2008). Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase beberapa indikator kesehatan yang ada di sensus penduduk seperti persentase jumlah penduduk yang dirawat inap setahun terakhir, berobat jalan sebulan terakhir, dan yang mengalami keluhan kesehatan sebulan yang lalu (Badan Pusat Statistik, 2015). Masyarakat yang masih sering mengabaikan rasa sakitnya, dan cenderung mengobati diri sendiri yaitu sekitar 61.05% pada tahun 2014 (BPS).  Adapun pengertian dari mengobati sendiri atau self medication adalah pemilihan dan pengunaan obat-obatan atas inisiatif sendiri untuk mengatasi penyakit dan gejala penyakit yang dapat didiagnosis sendiri. (WHO, 1998). Sedangkan menurut World Self Medication Industry(WSMI), Self medication adalah upaya untuk mengatasi keluhan kesehatan menggunakan obat-obatan terutama obat yang didesain untuk dapat digunakan tanpa resep dokter yaitu yang aman dan efektif. Swamedikasi adalah pengobatan sendiri yang biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan atau gangguan yang ringan, misalnya batuk-pilek, demam, sakit kepala, diare, sembelit, perut kembung, maag, gatal-gatal, infeksi jamur kulit dan lain-lain (BPOM, 2013).
Swamedikasi ini memang membawa keuntungan yang cukup besar bagi pemerintah dalam upaya pemeliharaan kesehatan (Depkes RI, 2008). Obat adalah salah satu unsur penting dan seringkali merupakan alternative termurah dan paling tepat untuk pelaksanaan upaya kesehatan, terutama untuk upaya pencegahan dan penyembuhan. Tindakan swamedikasi juga menggambarkan meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan, namun dibatasi oleh kemampuan ekonomi dan keterbatasan waktu yang dimiliki (Tan dan Kirana, 2010). Inisiatif masyarakat dalam pemelihaan kesehatan dirinya dengan melakukan swamedikasi dilakukan karena hanya membutuhkan konsumsi obat bebas sederhana ataupun terbatas yang tentunya lebih murah dibandingkan dengan biaya konsultasi dan tindakan medis yang mungkin dilakukan di tempat pelayanan kesehatan.
Namun selain memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah, kegiatan swamedikasi ini juga dipandang cukup mengkhawatirkan karena dapat mengakibatkan kerugian dan bahaya yang disebabkan kesalahan penggunaan dan penakaran obat. Perlu diketahui bahwa bahaya yang dapat diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan bebas terbatas secara mandiri berisiko keracunan, risiko alergi, resistensi obat, adiksi dan yang paling membahayakan yaitu tertundanya penanganan kesehatan yang tepat (Tan dan Kirana, 2010).
Swamedikasi juga menuntut masyarakat untuk mampu mendiagnosa sendiri penyakitnya, mulai dari masalah kesehatan apa yang sedang dihadapinya? Apakah memerlukan konsultasi dokter atau tidak?  Apakah perlu untuk mengkonsumsi obat? Obat apa yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan aman atau tidak? Serta teliti label obat, mulai dari bagaimana cara pemakaiannya, dosisnya, kontraindikasi dan waktu kadaluwarsa obat (BPOM, 2013). Masyarakat harus aktif membaca kemasan obat, membaca mengenai gejala penyakit yang dialaminya bahkan perlu menanyakan langsung kepada apoteker apakah penggunaan obat tersebut aman bagi dirinya. Masyarakat juga perlu mengingat bahwa sesuai permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat digunakan untuk mengobati sendiri yaitu: 1) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun; 2) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit; 3) Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan; 4) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang pravalensinya tinggi di Indonesia; dan 6) Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Untuk mengurangi kerugian dan bahaya yang mungkin terjadi dan mengoptimalkan swamedikasi dalam masyarakat dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya penyuluhan atau pendidikan kesehatan secara luas maupun yang bersifat langsung ketika masyarakat hendak membeli obat, memberikan keterangan yang lengkap, jelas dan mudah dipahami pada setiap label obat, membatasi dengan ketat pendistribusian obat-obat yang memang bukan merupakan konsumsi umum atau diluar obat bebas terbatas, serta sebagai masyarakat mengupayakan seminimal mungkin mengkonsumsi obat apabila tidak sakit. Para ahli, tenaga kesehatan dan penulis lebih menyarankan masyarakat membiasakan diri hidup sehat sebagai langkah pencegahan bahaya dari mengobati diri sendiri.

Modifikasi Lingkungan untuk Pasien dengan Diabetes Melitus

Modifikasi Lingkungan untuk Pasien dengan Diabetes Melitus

A.    Aktivitas senam kaki diabetes

1. Pengertian senam kaki diabetes
Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
2. Manfaat senam kaki diabetes
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga memperkuat otot-otot kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu, senam kaki juga dapat meningkatkan kekuatan pada otot paha, betis, dan juga mengatasi keterbatasan dalam pergerakan sendi.
3. Tujuan dilakukannya senam kaki diabetes
a.       Memperbaiki sirkulasi darah
b.      Memperkuat otot-otot kecil
c.       Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d.      Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e.       Mengatasi keterbatasan gerak
4. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes?
a.       Pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.
[1.JPG]


Pasien duduk diatas kursi

b.      Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

[2.JPG]
Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas

c.       Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
[3.JPG]
Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki diangkat

d.      Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
[5.JPG]
Ujung kaki diangkat ke atas

e.       Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
[6.JPG]
Jari-jari kaki di lantai

f.       Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.
g.      Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
h.      Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.
i.        Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
j.        Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
[11.JPG]
Kaki diluruskan dan diangkat

k.      Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.
l.        Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut.
m.    Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
n.      Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi.
o.      Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi bentuk bola.
[12.JPG]
Kaki merobek kertas koran kecil-kecil dengan menggunakan jari-jari kaki lalu bungkus menjadi bentuk bola
(Nasution, 2009)

B.     Pengaturan Gizi diabetes mellitus

 Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet pada diabetes adalah:
A .Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
      kadar normal.
B.  Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.
C. Mencegah komplikasi akut dan kronik.
D. Meningkatkan kualitas hidup.

Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus,yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis yang optimal dan pencegahan serta perawatan komplikasi. Untuk pasien DM tipe 1, perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan diet seimbang untuk mencapai dan memelihara berat badan yang sehat. Penurunan berat badan telahdibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
Perencanaan makan diabetes dikelompokan menjadi 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300 dan 2500 kalori. Perhitungan kalori dibulatkan pada angka yang terdekat di antara angka yang terdekat. Kebutuhan kalori dapat dievaluasi apakah sudah sesuai. Apabila seseorang sudah menjalankan aturan makanan dengan kalri tertenru kira-kira selama 1 bulan, jumlah kalori seseorang sudah sesuai jika
a.       Bila seseorang kurus kemuadian berat badan naik
b.      Bila seseorang gemuk kemudian berat badan turun
c.       Bila BB seseorang normal akan menjadai idaman atau BB normal dapat dipertahankan

Kebutuhan Zat Gizi
1.      Protein
Kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes berkisar antara 10-15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8g/kgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan imbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernlai biologi tinggi (semua protein hewani, kacang kedelai dan kacang-kacangan lain). Penderita DM dengan pertambahan protein perlu penambahan suplementasi asam amino essensial. Protein mengandung energi sebesar 4 kkal / gram. Dalam keadaan berlebihan , preotein akan mengalami deaminasi. Nitrogen dikeluakan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan demikian , makan protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (perkeni,2006,Almatsier,2004)

2.      Total Lemak
Lemak sangat penting untuk membawa vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, berdasarkan ikatan rantai karbonnya, lemak dikelompokkan menjadi lemak jenuh dan lemak tidak jenuh Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kama berbentuk padat, lemak dalam bentuk padat inilah yang disebut lemak atau gaji. Pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol sangat dianjurkan karena sudah terbukti dapat memperbaiki profil lipid yang tidak normal. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsatured fatty acid=MUFA) merupakan salah satu asam lemak yang dapat memperbaiki kadar glukosa darah dan profil lipid. MUFA banyak terdapat di ikan salmon, minyak zaitun, buah zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat dan cokelat. Pemberian MUFA pada penderita DM dapat menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol VLDL dan meningkatkan kadar  kolesterol HDL. Sedangkan asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid=PUFA) dapat melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki agregasi trombosit. PUFA mengandung asam lemak omega 3 yang dapat menurunkan sintesis VLDL di dalam hati dan meningkatkan aktifitas enzim lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar VLDL dijaring perifer, sehingga dapat menurunkan kadar LDL. PUFA banyak terdapat di otak, hati, merah telur, dan minyak nabati yang berasal dari biji-bijian, kecuali minyak kelapa.
Asupan lemak dianjurkan <10% energy dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energy dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60-70% total energy dari lemak tidak jenuh tunggal dan kerbohidrat. Untuk individu yang mempunyai lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan <10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah20-25% energy. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan kacang-kacangan, alpukat dan minyak zaitun. Namun individu yang sudah mengalami kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya . Rekomendasi pemberian lemak (Soebardi & Yunir, 2006)
1.      Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal 10% dari total kebutuhan kalori perhari.
2.      Jika kadar kolesterol LDL > 100mg/dl, asupan asam lemak jenuh diturunkan sampai maksimal 7% dari total kalori perhari.
3.      Konsumsi kolesterol maksimal 300mg/hari, jika kadar kolesterol LDL> 100mg/dl, maka maksimal kolesterol yang dapat dikonsumsi 200mg perhari.
4.      Batasi asupan asam lemak bentuk trans.
Lemak trans adalah lemak buatan manusia dengan memadatkan minyak cair ( biasanya minyak sayur/vegetable oil ) dengan gas hydrogen dalam proses yang dikenal dengan nama Hidrogenisasi. Lemak trans ditemukan dalam Margarin, Shortening, biscuit, crakers, makanan berjenis snack untuk memperpanjang umur penyimpanan makan dan menambah rasa gurih. Lemak trans dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya bagi manusia karena menaikkan LDL dan menurunkan HDL. Lemak trans  dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL  namun tidak memengaruhi HDL. Akibatnya , lemak trans menambah resiko penyakit jantung koroner (PJK) dengan penyumbatan pembuluh darah.
5.      Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali untuk mencukupi kebutuhan asam lemak tidak jenuh rantai panjang.
6.      Konsumsi asam lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10% dari asupan kalori perhari.
HDL mempunyai fungsi yang cukup penting yaitu melapisi bagian dalam dari dinding arteri sehingga menghindarkan penumpukan lemak dan melarutkan penumpukan lemak pada dinding arteri. Untuk menghindari kejadian penyakit jantung coroner maka harus diperhatikan perbandingan HDL dan LDL. Perbandingan jumlah kokesterol (HDL dengan LDL) untuk laki-laki dewasa haruslah lebih kecil dari 5 dan untuk wanita dewasa harus lebih rendah dari 4. Jumlah kolesterol hendaknya dibawah 200, jika diatas maka harus dilihat kadar HDL. Jika kadar HDL sangat tinggi sehingga perbandingan HDL dengan LDL masih dibawah 5 untuk laki-laki dan dibawah 4 untuk wanita maka kemungkinan besar untuk menderita anteriosklerosis/pengerasan pembuluh darah yang berakibat pada penyakit jantung coroner lebih kecil.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet pada diabetes adalah:
A .Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
      kadar normal.
B.  Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.
C. Mencegah komplikasi akut dan kronik.
D. Meningkatkan kualitas hidup.

Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus,yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis yang optimal dan pencegahan serta perawatan komplikasi. Untuk pasien DM tipe 1, perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan diet seimbang untuk mencapai dan memelihara berat badan yang sehat. Penurunan berat badan telahdibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
Perencanaan makan diabetes dikelompokan menjadi 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300 dan 2500 kalori. Perhitungan kalori dibulatkan pada angka yang terdekat di antara angka yang terdekat. Kebutuhan kalori dapat dievaluasi apakah sudah sesuai. Apabila seseorang sudah menjalankan aturan makanan dengan kalri tertenru kira-kira selama 1 bulan, jumlah kalori seseorang sudah sesuai jika
d.      Bila seseorang kurus kemuadian berat badan naik
e.       Bila seseorang gemuk kemudian berat badan turun
f.       Bila BB seseorang normal akan menjadai idaman atau BB normal dapat dipertahankan

Kebutuhan Zat Gizi
1.      Protein
Kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes berkisar antara 10-15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8g/kgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan imbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernlai biologi tinggi (semua protein hewani, kacang kedelai dan kacang-kacangan lain). Penderita DM dengan pertambahan protein perlu penambahan suplementasi asam amino essensial. Protein mengandung energi sebesar 4 kkal / gram. Dalam keadaan berlebihan , preotein akan mengalami deaminasi. Nitrogen dikeluakan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan demikian , makan protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (perkeni,2006,Almatsier,2004)

2.      Total Lemak
Lemak sangat penting untuk membawa vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, berdasarkan ikatan rantai karbonnya, lemak dikelompokkan menjadi lemak jenuh dan lemak tidak jenuh Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kama berbentuk padat, lemak dalam bentuk padat inilah yang disebut lemak atau gaji. Pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol sangat dianjurkan karena sudah terbukti dapat memperbaiki profil lipid yang tidak normal. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsatured fatty acid=MUFA) merupakan salah satu asam lemak yang dapat memperbaiki kadar glukosa darah dan profil lipid. MUFA banyak terdapat di ikan salmon, minyak zaitun, buah zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat dan cokelat. Pemberian MUFA pada penderita DM dapat menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol VLDL dan meningkatkan kadar  kolesterol HDL. Sedangkan asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid=PUFA) dapat melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki agregasi trombosit. PUFA mengandung asam lemak omega 3 yang dapat menurunkan sintesis VLDL di dalam hati dan meningkatkan aktifitas enzim lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar VLDL dijaring perifer, sehingga dapat menurunkan kadar LDL. PUFA banyak terdapat di otak, hati, merah telur, dan minyak nabati yang berasal dari biji-bijian, kecuali minyak kelapa.
Asupan lemak dianjurkan <10% energy dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energy dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60-70% total energy dari lemak tidak jenuh tunggal dan kerbohidrat. Untuk individu yang mempunyai lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan <10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah20-25% energy. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan kacang-kacangan, alpukat dan minyak zaitun. Namun individu yang sudah mengalami kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya . Rekomendasi pemberian lemak (Soebardi & Yunir, 2006)
1)      Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal 10% dari total kebutuhan kalori perhari.
2)      Jika kadar kolesterol LDL > 100mg/dl, asupan asam lemak jenuh diturunkan sampai maksimal 7% dari total kalori perhari.
3)      Konsumsi kolesterol maksimal 300mg/hari, jika kadar kolesterol LDL> 100mg/dl, maka maksimal kolesterol yang dapat dikonsumsi 200mg perhari.
4)      Batasi asupan asam lemak bentuk trans.
Lemak trans adalah lemak buatan manusia dengan memadatkan minyak cair ( biasanya minyak sayur/vegetable oil ) dengan gas hydrogen dalam proses yang dikenal dengan nama Hidrogenisasi. Lemak trans ditemukan dalam Margarin, Shortening, biscuit, crakers, makanan berjenis snack untuk memperpanjang umur penyimpanan makan dan menambah rasa gurih. Lemak trans dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya bagi manusia karena menaikkan LDL dan menurunkan HDL. Lemak trans  dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL  namun tidak memengaruhi HDL. Akibatnya , lemak trans menambah resiko penyakit jantung koroner (PJK) dengan penyumbatan pembuluh darah.
5)      Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali untuk mencukupi kebutuhan asam lemak tidak jenuh rantai panjang.
6)      Konsumsi asam lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10% dari asupan kalori perhari.

HDL mempunyai fungsi yang cukup penting yaitu melapisi bagian dalam dari dinding arteri sehingga menghindarkan penumpukan lemak dan melarutkan penumpukan lemak pada dinding arteri. Untuk menghindari kejadian penyakit jantung coroner maka harus diperhatikan perbandingan HDL dan LDL. Perbandingan jumlah kokesterol (HDL dengan LDL) untuk laki-laki dewasa haruslah lebih kecil dari 5 dan untuk wanita dewasa harus lebih rendah dari 4. Jumlah kolesterol hendaknya dibawah 200, jika diatas maka harus dilihat kadar HDL. Jika kadar HDL sangat tinggi sehingga perbandingan HDL dengan LDL masih dibawah 5 untuk laki-laki dan dibawah 4 untuk wanita maka kemungkinan besar untuk menderita anteriosklerosis/pengerasan pembuluh darah yang berakibat pada penyakit jantung coroner lebih kecil.

Gizi Pelaksanaan Diet Pada DM
a.       Perhitungan Status Gizi Menggunakan RBW atau IMT.
Rumus Status Gizi/RBW
               
Keterangan :
BB kurang  :      90%         BBI
BB Normal :    90-110%    BBI
BB Lebih    :   110-120%   BBI
Gemuk       :   >120%        BBI

 Rumus IMT (Indeks Masa Tubuh)

Keterangan :
BB Kurang  :< 18,5
BB Normal  : 18,5 – 22,9
BB Lebih     : > 22,9
DenganResiko :   23,0-24,9
Obes I  :  25,0-29,9
Obes II    :      >30

b.      Perhitungan Energi yang diperlukan menggunakan table kebutuhan energi DM.
Tabel Kebutuhan Energi DM.
Dewasa

Kal
/Kg BB

Kerja Ringan


Kerja Sedang


Kerja Berat
Gemuk

25

30

35
Normal

30

35

40
Kurus

35

40

40-50









c.       Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat, Lemak, dan Protein untuk penderita DM.

a)      Rumus Perhitungan Kebutuhan Protein
 






b)      Rumus Perhitungan Kebutuhan Lemak
 




c)      Rumus Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat.
 



C.    Penggunaan alas kaki yang longgar

Menjaga telapak kaki selalu bersih dengan mencuci kaki dengan sabun dan air hangat setiap hari untuk menjaga kebersihan telapak kaki. Sepertiga dari seluruh penderita DM menderita kekeringan kulit pada telapak kaki. Perlu diberikan pelembab setiap hari pada telapak kaki untuk mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit karena kerusakan kulit dapat menjadi masalah serius. (Kalla, 2006). Selalu mengenakan pakaian longgar hindari seperti menggunakan kaos kaki yang terlalu kencang atau pakaian yang dapat membatasi aliran darah menuju telapak kaki. Sebaiknya menghindari memotong sendiri kalus-kalus pada telapak kaki tanpa pertolongan petugas kesehatan karena dapat memicu infeksi. Terjadinya infeksi harus dihindari pada pasien DM karena dapat mengakibatkan komplikasi yang semakin berat (Kalla, 2006). Memelihara berat badan yang sesuai agar tekanan pada kaki berkurang, serta menjaga kondisi telapak kaki. Sebelum menggunakan sepatu, periksa dan pastikan tidak ada kerikil atau permukaan kasar di dalam sepatu. Pastikan kaos kaki yang akan digunakan tidak ada lipatan kasar atau daerah yang ditambal. Segala sesuatunya harus benar-benar pas dan nyaman (Kalla, 2006)

D.    Penggunaan Pakaian yang Longgar

            Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. kadar gula kulit (glukosa kulit) merupakan 55% kadar gula darah (glukosa darah) pada orang biasa. Pada penderita diabetes, rasio meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah yang sudah meninggi. Pada penderita yang sudah diobati pun rasio melebihi 55 %. Gula kulit berkonsentrasi tinggi di daerah intertriginosa dan interdigitalis. Hal tersebut mempermudah timbulnya dermatitis, infeksi bakterial (terutama furunkel), dan infeksi jamur (terutama kandidosis). Keadaan - keadaan ini dinamakan diabetes kulit. Kondisi hiperglikemia juga menyebabkan terjadinya gangguan mekanisme sistem imunoregulasi. Hal ini menyebabkan menurunnya daya kemotaksis, fagositosis dan kemampuan bakterisidal sel leukosit sehingga kulit lebih rentan terkena infeksi. Jamur pada keadaan normal terdapat pada tubuh manusia, namun pada keadaan tertentu, misalnya pada penderita DM pertumbuhannya menjadi berlebihan sehingga menyebabkan infeksi. Infeksi biasanya menyerang kulit di daerah lipatan seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha atau sering juga pada wanita menyebabkan gatal pada daerah kemaluan dan keputihan.
Penting bagi penderita DM untuk memperhatikan kelembaban kulit. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pakaian yang longgar/ tidak ketat dan nyaman. Mulai dari baju, celana atau rok, pakaian dalam sampai dengan kaos kaki. (Tresa dan Hana, 2015)

E.     Menjauhkan dan berhati- hati dalam penggunaan benda tajam

Pasien diabetes mellitus yang mengalami neuropati akan mengalami kehilangan terhadap sensor nyeri, salah satu akibatnya jika pasien berkontak dengan benda tajam bisa jadi pasien tidak menyadari bahwa telah terjadi perdarahan dan tidak menyadari pula jika terjadi infeksi. Terutama di area yang tertutup pakaian dan jauh dari pandangan, misalnya kaki. Untuk itu penderita diabetes mellitus dan keluarganya perlu berhati hati dalam meletakkan dan menggunakan benda- benda tajam sehingga dapat menghindari hal - hal yang tidak diiinginkan. Benda- benda tajam dalam konteks ini adalah pisau, gunting, gunting kuku, bahkan kerikil yang mungkin terselip dalam sepatu.