zaman logam :
- zaman perunggu
- zaman besi
*Indonesia hanya mengalami zaman perunggu
Zaman Logam
Zaman logam masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM, yaitu setelah menerima pengaruh dari kebudayaan Dongsong (Vietnam). Pada zaman ini orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas: Zaman perunggu dan zaman besi. Namun Indonesia hanya mengalami Zaman perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu.
zaman perunggu:
Pada zaman ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dan timah dengan perbandingan 3 :
10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras. Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
vKapak Corong
vNekara Perunggu (Moko)
vBenjana Perunggu
vArca Perunggu
vPerhiasan Perunggu
Sosial ekonomi
Mampu membuat alat dari logam
Masyarakat
pada masa perundagian diperkirakan
sudah mengenal pembagian kerja.
adanya pedagang yang memperjualbelikan logam.
sudah mengenal sistem kemasyarakatan yang teratur. Masyarakat
hidup diikat oleh norma-norma dan nilai.
Dikenalnya
penguburan mayat
Food producing
Tinggal menetap (karena dikenalnya
kegiatan bersawah)
Teknik pembuatan
alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu:
1. a cire perdue
caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin,
setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah, dan
dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang
terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah.
Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan
apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang
dikehendaki.
2. bivalve
caranya yaitu
menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin
cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah bendayang dikehendaki. Cetakan
tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.
Manusia Pendukung
deutero melayu
Pelayaran
Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan
perahu untuk sampai di Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi ini mengharuskan
menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya. Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik, yaitu perahu
yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di kanan kiri perahu.
Pada abad pertama, sewaktu ramai hubungan perdagangan
dan pelayaran antara India dan Cina melalui Selat Malaka dan Indonesia, nenek moyang Indonesia ikut aktif dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan itu
Kepercayaan
1. Animisme:
Dalam kepercayaan animisme, manusia mempunyai anggapan bahwa suatu benda memiliki kekuatan supranatural
dalam bentuk roh.
2.Dinamisme
Roh atau makhluk halus yang
diyakini berasal dari jiwa manusia
yang meninggal, kemudian mendiami berbagai tempat, misalnya hutan belantara,
lautan luas, gua-gua, sumur dalam, sumber mata air, persimpangan jalan, pohon besar, batu-batu besar, dan lain-lain.